Fenomena ini disorot dalam organisasi non-pemerintah Jepang. Bahkan, fenomena ini diangkat menjadi film dokumenter. Berjalan di beberapa daerah seperti di daerah Akihabara, Tokyo, kamu bisa menemukan orang-orang yang berjalan menggandeng siswa SMA yang mengenakan seragam. Sebenarnya ini adalah tradisi Jepang yang dikenal sebagai joshi-kosei atau disingkat JK. Bahkan ada tempat khusus yang menyediakan layanan kencan bersama dengan gadis-gadis SMA, dan iklannya juga telah dipasang di pinggiran jalan. Namun, tradisi ini mulai dianggap menjadi kedok prostitusi di kalangan remaja di Jepang. Alasannya, JK tidak lagi melakukan hal-hal biasa seperti menemani pria hanya untuk berjalan-jalan dan mengobrol saja. Tapi ternyata ada juga layanan tambahan yang disediakan, seperti memijat, meramal, dan panduan wisata.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memperingatkan dalam sebuah laporan pada 2014 tentang budaya joshi-kosei yang dianggap sebagai tempat perdagangan manusia serta fasilitas untuk prostitusi anak di bawah umur. Baru-baru ini sebuah film dokumenter berjudul School Girls For Sale menunjukkan bagaimana beberapa gadis yang dipaksa untuk menjadi budak seks dengan kedok joshi-kosei.
Film dokumenter ini dibuka dengan pidato dari si pembuat film Simon Ostrovsky yang mengatakan bahwa, "sebuah negara memiliki toleransi yang sangat tinggi pada eksploitasi seksual di kalangan gadis-gadis muda". Film dokumenter ini mengungkapkan bahwa mempekerjakan gadis-gadis SMA menjadi bisnis yang menguntungkan di Jepang. Tidak heran jika banyak ditemukan poster di tempat-tempat umum seperti di jalan-jalan yang mengiklankan JK, seperti Cafe & JK di mana para pria dapat membeli minuman dan mengobrol langsung dengan anak-anak SMA.
Berikut adalah film dokumenter berjudul School Girls For Sale.
Pada tahun 2013, polisi mulai menggerebek bisnis JK, dan mencoba untuk menangkap mereka yang dicurigai memperbudak gadis-gadis SMA. Pada bulan Desember 2013, mereka telah mengumpulkan banyak gadis JK, dan mencoba untuk meyakinkan kepada gadis-gadis tersebut untuk tidak berpartisipasi dalam industri terlarang ini.